Bagi yang suka selingkuh, sekarang anda sudah tidak nyaman lagi melakukannya, selain dosa kepada Allah SWT, posisi anda saat anda berada diluar rumah dimanapun anda berada akan ketahuan oleh sebuah alat yang bernama GPS.
Untuk melacak/mencari kerabat ( suami, istri, anak, dll ) dapat dilakukan melalui GPS (satellite) dengan syarat ada No HP-nya.
Memang hebat deh kemajuan teknologi... ! Canggiiiiih Booooo
Caranya adalah sbb :
1. Browsing ke: http://www.sat-gps-locate.com, lalu pilih Negara mana yg akan dicari.
2. Masukkan no HP yg akan anda cari (misal No. 0816 1234567 masukkan 816 1234567)
3. Tunggu 1 menit, satellite akan melacak dimana posisi dan kondisi pemegang HP secara “live”
SELAMAT MENCOBA !!!
Kompleks Pertanian Atsiri Permai Citayam, Desa Ragajaya, Kec. Bojonggede, Kab. Bogor. email : kotaksuratsekata@gmail.com
Senin, April 23, 2007
Juara I lomba bikin taman
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, pada tanggal 22 April 2007 kemaren, RW 012 Desa ragajaya kec. Bojonggede mengadakan berbagai lomba untuk ibu se RW 012, lomba meliputi : lomba senam ibu2, lomba tari poco2, lomba bikin kue, dan lomba bikin taman.
Antusias para ibu2 di 15 rt dilingkup rw 012 sangat tinggi terlihat dari semangat mereka mengikuti lomba2, dan semarak tentunya. RT 01 Sekata menerjunkan tim untuk semua cabang perlombaan, dan hasilnya cukup lumayan, dimana lomba bikin taman RT 01 mendapat juara 1 serta lomba bikin kue mendapat juara 3. Selamat bagi para ibu2 RT 01 RW 012 SEKATA. Jika Ibu Kartini masih hidup tentu akan sangat bangga melihat ibu2 dan wanita sekarang, dimana cita-citanya telah tercapai untuk memajukan kaumnya.
Selamat Hari Kartini 2007
Antusias para ibu2 di 15 rt dilingkup rw 012 sangat tinggi terlihat dari semangat mereka mengikuti lomba2, dan semarak tentunya. RT 01 Sekata menerjunkan tim untuk semua cabang perlombaan, dan hasilnya cukup lumayan, dimana lomba bikin taman RT 01 mendapat juara 1 serta lomba bikin kue mendapat juara 3. Selamat bagi para ibu2 RT 01 RW 012 SEKATA. Jika Ibu Kartini masih hidup tentu akan sangat bangga melihat ibu2 dan wanita sekarang, dimana cita-citanya telah tercapai untuk memajukan kaumnya.
Selamat Hari Kartini 2007
Kamis, April 19, 2007
News : Rt 01 sekata sekarang bisa di googling
Mulai hari ini dan seterusnya blog ini sudah bisa di googling (google friendly), sejauh ini belum saya temukan blog atau situs lain yang mengkhususkan RT RW, padahal jenjang terendah dari hirarki kenegaraan atau pemerintahan di Indonesia ini adalah RT (rukun tetangga) maka akan sangat baik jika blog ini kita isi dengan apa saja yang bersifat positif,
kami mengharapkan kepada pak Rahman dan semua warga sekata (192 kk) yang lain ditunggu artikel-artikelnya, contentnya apa saja yang bersifat positif. sekalian untuk publikasi RT kita.
happy nice day!
admin
kami mengharapkan kepada pak Rahman dan semua warga sekata (192 kk) yang lain ditunggu artikel-artikelnya, contentnya apa saja yang bersifat positif. sekalian untuk publikasi RT kita.
happy nice day!
admin
Senin, April 09, 2007
New member SEKATA
Selamat atas kelahiran putri ke 2 Bapak Terry Mart, semoga menjadi anak yang sholeha dan berbakti kepada kedua orang tua.Lahir pada tanggal 6 April 2007 pada pukul 03.00 wib di RS Hermina Depok, dengan berat lahir 3,3 kg. Maaf kalau ada yang salah tolong di koreksi ya pak Terry.
Kamis, Maret 29, 2007
MEMBUKA USAHA SAMPINGAN
MEMBUKA USAHA SAMPINGAN
Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 675/XIII
Pada beberapa edisi lalu saya mengatakan ke-pada Anda bahwa untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk
PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama bahkan lebih besar dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.
Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar mungkin 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.
Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia walaupun tidak sekolah tinggi mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.
Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 675/XIII
Pada beberapa edisi lalu saya mengatakan ke-pada Anda bahwa untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk
PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama bahkan lebih besar dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.
Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar mungkin 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.
Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia walaupun tidak sekolah tinggi mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.
Menjaga Keharmonisan Bertetangga
Jumat, 25 April 2003
Bertetangga adalah bagian kehidupan manusia yang hampir tidak bisa ditolak. Sebab manusia memang tidak semata-mata makhluk individu, tapi juga merupakan makhluk sosial. Faktanya, seseorang memang tidak bisa hidup sendirian. Mereka satu sama lain harus selalu bermitra dalam mencapai kebaikan bersama.
Islam bahkan memerintahkan segenap manusia untuk senantiasa berjamaah dan berlomba dalam berbuat kebaikan. Sebaliknya, Islam melarang manusia bersekutu dalam melakukan dosa dan permusuhan. "Bertolong-tolonganlah kamu dalam berbuat kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya." (QS al-Maidah [5]: 2)
Setiap orang tentu ingin hidup rukun dan harmonis dengan tetangganya. Hanya orang-orang yang memiliki penyakit hati saja yang mungkin menolak suasana hubungan harmonis itu. Keharmonisan hubungan bertetangga sebenarnya amat penting. Sebab kekuatan sendi-sendi sosial suatu masyarakat, sangat ditentukan oleh keharmonisan hubungan antarwarganya. Sebaliknya, bila dalam suatu komunitas terjadi disharmoni hubungan antaranggotanya, maka akan melemahkan sendi-sendi sosial komunitas tersebut.
Memang sungguh nikmat jika kita memiliki tetangga-tetangga yang baik akhlaknya, ramah, dan penuh perhatian. Kendati demikian, kita tidak pernah bisa memaksa orang lain untuk selalu bersikap baik, kecuali kita paksa diri kita sendiri untuk bersikap baik terhadap siapapun.
Alangkah beruntungnya jikalau kita hidup dan bertetangga dengan orang-orang yang mulia. Walaupun rumah sempit, kalau tetangganya baik tentu akan terasa lapang. Dan alangkah ruginya, jika rumah kita dikelilingi oleh tetangga-tetangga yang busuk hati. Walaupun rumah lapang, niscaya akan terasa sempit.
Menurut Imam Syafi'i, yang dimaksud dengan tetangga adalah 40 rumah di samping kiri, kanan, depan, dan belakang. Mau tidak mau, setiap hari kita berjumpa dengan mereka. Baik hanya sekadar melempar senyum, lambaian tangan, salam, atau malah ngobrol di antara pagar rumah.
Islam sangat memperhatikan masalah adab-adab bertetangga.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah mengingatkan Fatimah dengan keras agar segera memberikan tetangga mereka apa yang menjadi hak-hak mereka. Kisahnya berawal ketika Rasulullah SAW pulang dari bepergian. Beberapa meter menjelang rumahnya, Rasulullah SAW mencium aroma gulai kambing yang terbit dari rumah beliau.
Rasul segera bergegas menuju ke rumahnya dan menemui Fatimah yang ternyata memang sedang memasak gulai kambing. Spontan Rasulullah SAW memerintahkan putri tercinta beliau untuk memperbanyak kuah gulai yang sedang dimasaknya.
Dari kisah di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang diperintahkan Islam kepada kita. Islam memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mempertajam sense of social kita. Dari sini bisa dipahami, betapa Islam mengajarkan kita untuk senantiasa membiasakan diri merasakan kesenangan dan kesulitan bersama dengan masyarakat kita.
Artinya Islam sangat melarang kita hidup egois, serakah, dan individualistik. Penghormatan kepada tetangga sesungguhnya merupakan bagian dari aktualisasi keimanan kita kepada Allah Azza wa Jalla dan Hari Akhir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya." (HR Muslim)
Dengan begitu seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah dan Hari Akhir, jika dia menyia-nyiakan tetangganya. Jika dia tidak menyantuni kebutuhan tetangganya. Termasuk menyia-nyiakan tetangga tentunya adalah, bila dia tidak pernah mengunjungi tetangga dan menanyakan keadaan mereka. Dengan demikian bergaul dengan tetangga, mengetahui tentang keadaan ekonomi mereka, serta mendakwahi mereka termasuk hak-hak tetangga yang harus kita tunaikan.
Anjuran untuk menghormati tetangga, tentu maknanya amat luas. Menghormati berarti juga tidak menyakiti hatinya, selalu berwajah manis pada tetangga, tidak menceritakan aib tetangga kita, tidak menghina dan melecehkannya, dan tentu juga tidak menelantarkannya jika dia tengah membutuhkan pertolongan kita.
Dr Yusuf Qardhawi menyebutkan, seorang tetangga memiliki peran sentral dalam memelihara harta dan kehormatan warga sekitarnya. Dengan demikian seorang Mukmin pada hakikatnya merupakan penjaga yang harus bertanggung jawab terhadap keselamatan seluruh milik tetangganya. Bahkan, seorang tidak dikatakan beriman jika dia tidak bisa memberi rasa aman pada tetangganya.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Hak tetangga ialah, bila dia sakit, kamu kunjungi. Bila wafat, kamu mengantarkan jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang, maka kamu pinjami. Dan bila mengalami kesukaran/kemiskinan, maka jangan dibeberkan, aib-aibnya kamu tutup-tutupi dan rahasiakan. Bila dia memperoleh kebaikan, maka kita turut bersuka cita dan mengucapkan selamat kepadanya.
Dan bila menghadapi musibah, kamu datang untuk menyampaikan rasa duka. Jangan sengaja meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya, lalu menutup jalan udaranya (kelancaran angin baginya). Dan janganlah kamu mengganggunya dengan bau masakan, kecuali kamu menciduknya dan memberikan kepadanya."
Keharmonisan hubungan bertetangga bukan hanya bisa menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan aman, tapi juga menciptakan benteng yang kokoh bagi anak-anak kita dari segala bentuk kejahatan yang datang dari luar maupun dari dalam. Tetangga bisa menebarkan rahmat dan kasih-sayang. Tetapi sebaliknya, tetangga bisa juga menebarkan kemalangan dan malapetaka bagi lingkungannya.
Akibat hak-hak bertetangga banyak dilupakan inilah, tak sedikit masyarakat yang mengalami keresahan. Anggota masyarakat justru menjadi sumber masalah. Sering terjadi kejahatan justru dilakukan oleh anggota masyarakat mereka sendiri. Sehingga tak jarang kita mendengar kasus-kasus pencurian, perampokan, pembunuhan, serta perkosaan dalam suatu masyarakat, pelakunya tak lain adalah para tetangga mereka sendiri. Na`udzubillah min dzalik.
Rasanya, kita senantiasa harus mulai melakukan instrospeksi diri. Apakah tetangga kita menyukai kehadiran kita atau jangan-jangan mereka malah terganggu dengan kehadiran kita. Maka sudah saatnya kita menebarkan salam, senyum, sapa, seraya bersikap sopan dan santun pada orang yang berada di sekitar tempat tinggal kita. Wallahu a'lam. driana/kus/mqp
( )
Bertetangga adalah bagian kehidupan manusia yang hampir tidak bisa ditolak. Sebab manusia memang tidak semata-mata makhluk individu, tapi juga merupakan makhluk sosial. Faktanya, seseorang memang tidak bisa hidup sendirian. Mereka satu sama lain harus selalu bermitra dalam mencapai kebaikan bersama.
Islam bahkan memerintahkan segenap manusia untuk senantiasa berjamaah dan berlomba dalam berbuat kebaikan. Sebaliknya, Islam melarang manusia bersekutu dalam melakukan dosa dan permusuhan. "Bertolong-tolonganlah kamu dalam berbuat kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya." (QS al-Maidah [5]: 2)
Setiap orang tentu ingin hidup rukun dan harmonis dengan tetangganya. Hanya orang-orang yang memiliki penyakit hati saja yang mungkin menolak suasana hubungan harmonis itu. Keharmonisan hubungan bertetangga sebenarnya amat penting. Sebab kekuatan sendi-sendi sosial suatu masyarakat, sangat ditentukan oleh keharmonisan hubungan antarwarganya. Sebaliknya, bila dalam suatu komunitas terjadi disharmoni hubungan antaranggotanya, maka akan melemahkan sendi-sendi sosial komunitas tersebut.
Memang sungguh nikmat jika kita memiliki tetangga-tetangga yang baik akhlaknya, ramah, dan penuh perhatian. Kendati demikian, kita tidak pernah bisa memaksa orang lain untuk selalu bersikap baik, kecuali kita paksa diri kita sendiri untuk bersikap baik terhadap siapapun.
Alangkah beruntungnya jikalau kita hidup dan bertetangga dengan orang-orang yang mulia. Walaupun rumah sempit, kalau tetangganya baik tentu akan terasa lapang. Dan alangkah ruginya, jika rumah kita dikelilingi oleh tetangga-tetangga yang busuk hati. Walaupun rumah lapang, niscaya akan terasa sempit.
Menurut Imam Syafi'i, yang dimaksud dengan tetangga adalah 40 rumah di samping kiri, kanan, depan, dan belakang. Mau tidak mau, setiap hari kita berjumpa dengan mereka. Baik hanya sekadar melempar senyum, lambaian tangan, salam, atau malah ngobrol di antara pagar rumah.
Islam sangat memperhatikan masalah adab-adab bertetangga.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah mengingatkan Fatimah dengan keras agar segera memberikan tetangga mereka apa yang menjadi hak-hak mereka. Kisahnya berawal ketika Rasulullah SAW pulang dari bepergian. Beberapa meter menjelang rumahnya, Rasulullah SAW mencium aroma gulai kambing yang terbit dari rumah beliau.
Rasul segera bergegas menuju ke rumahnya dan menemui Fatimah yang ternyata memang sedang memasak gulai kambing. Spontan Rasulullah SAW memerintahkan putri tercinta beliau untuk memperbanyak kuah gulai yang sedang dimasaknya.
Dari kisah di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang diperintahkan Islam kepada kita. Islam memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mempertajam sense of social kita. Dari sini bisa dipahami, betapa Islam mengajarkan kita untuk senantiasa membiasakan diri merasakan kesenangan dan kesulitan bersama dengan masyarakat kita.
Artinya Islam sangat melarang kita hidup egois, serakah, dan individualistik. Penghormatan kepada tetangga sesungguhnya merupakan bagian dari aktualisasi keimanan kita kepada Allah Azza wa Jalla dan Hari Akhir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya." (HR Muslim)
Dengan begitu seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah dan Hari Akhir, jika dia menyia-nyiakan tetangganya. Jika dia tidak menyantuni kebutuhan tetangganya. Termasuk menyia-nyiakan tetangga tentunya adalah, bila dia tidak pernah mengunjungi tetangga dan menanyakan keadaan mereka. Dengan demikian bergaul dengan tetangga, mengetahui tentang keadaan ekonomi mereka, serta mendakwahi mereka termasuk hak-hak tetangga yang harus kita tunaikan.
Anjuran untuk menghormati tetangga, tentu maknanya amat luas. Menghormati berarti juga tidak menyakiti hatinya, selalu berwajah manis pada tetangga, tidak menceritakan aib tetangga kita, tidak menghina dan melecehkannya, dan tentu juga tidak menelantarkannya jika dia tengah membutuhkan pertolongan kita.
Dr Yusuf Qardhawi menyebutkan, seorang tetangga memiliki peran sentral dalam memelihara harta dan kehormatan warga sekitarnya. Dengan demikian seorang Mukmin pada hakikatnya merupakan penjaga yang harus bertanggung jawab terhadap keselamatan seluruh milik tetangganya. Bahkan, seorang tidak dikatakan beriman jika dia tidak bisa memberi rasa aman pada tetangganya.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Hak tetangga ialah, bila dia sakit, kamu kunjungi. Bila wafat, kamu mengantarkan jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang, maka kamu pinjami. Dan bila mengalami kesukaran/kemiskinan, maka jangan dibeberkan, aib-aibnya kamu tutup-tutupi dan rahasiakan. Bila dia memperoleh kebaikan, maka kita turut bersuka cita dan mengucapkan selamat kepadanya.
Dan bila menghadapi musibah, kamu datang untuk menyampaikan rasa duka. Jangan sengaja meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya, lalu menutup jalan udaranya (kelancaran angin baginya). Dan janganlah kamu mengganggunya dengan bau masakan, kecuali kamu menciduknya dan memberikan kepadanya."
Keharmonisan hubungan bertetangga bukan hanya bisa menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan aman, tapi juga menciptakan benteng yang kokoh bagi anak-anak kita dari segala bentuk kejahatan yang datang dari luar maupun dari dalam. Tetangga bisa menebarkan rahmat dan kasih-sayang. Tetapi sebaliknya, tetangga bisa juga menebarkan kemalangan dan malapetaka bagi lingkungannya.
Akibat hak-hak bertetangga banyak dilupakan inilah, tak sedikit masyarakat yang mengalami keresahan. Anggota masyarakat justru menjadi sumber masalah. Sering terjadi kejahatan justru dilakukan oleh anggota masyarakat mereka sendiri. Sehingga tak jarang kita mendengar kasus-kasus pencurian, perampokan, pembunuhan, serta perkosaan dalam suatu masyarakat, pelakunya tak lain adalah para tetangga mereka sendiri. Na`udzubillah min dzalik.
Rasanya, kita senantiasa harus mulai melakukan instrospeksi diri. Apakah tetangga kita menyukai kehadiran kita atau jangan-jangan mereka malah terganggu dengan kehadiran kita. Maka sudah saatnya kita menebarkan salam, senyum, sapa, seraya bersikap sopan dan santun pada orang yang berada di sekitar tempat tinggal kita. Wallahu a'lam. driana/kus/mqp
( )
Langganan:
Postingan (Atom)