Halaman

Kamis, September 06, 2007

Makanan Jajanan Anak di 60 SDN Depok Mengandung Zat Pewarna

Karena Daerah kita bertetanggan dengan Depok, bukan tidak mungkin jajanan anak-anak kita disekolahan juga mengandung zat pewarna yang membahayakan. Semoga berita ini membuat kita para orang tua lebih peduli terhadap perkembangan anak-anak kita.


Rabu 5 September 2007, Jam: 19:06:00

DEPOK (Pos Kota) - Sedikitnya 60 sekolah dasar (SD) yang berada enam kecamatan di Depok, terbukti mayoritas Makanan Jajanan Anak Sekolah (MJAS) yang ada di sekolah tersebut mengandung zat pewarna merah (Rhodhamin B) yang terkandung dalam saus, pewarna kuning (Metanil Yellow) yang terkandung dalam chiken naget serta mie, dan Bahan Pengawet (Bhoraks dan Formalin) yang terkandung dalam bakso serta tahu.

Hal tersebut diungkap dr. Ani Rubiani dalam seminar sehari yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Rabu (5/9) siang di Gedung Puri Agung, Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Depok.

“Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak sekolah tentang bahayanya jajanan yang diperjual belikan di sekolah mereka. Tanpa disadari makanan tersebut mengandung zat pengawet yang berbahaya bagi mereka di kemudian hari,” ujarnya.

Sementara Prof. Rizal Syarif, pembicara mengatakan, dampak dari zat berbahaya itu dapat dirasakan beberapa tahun kemudian setelah dikonsumsi dan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi mereka yang mengkonsumsinya.

”Bila terus-menerus anak kita mengkonsumsi zat berbahaya, itu dapat merusak organ sirkulasi pencernaan,” katanya.
(nasrul/helmi)

www.poskota. co.id




Rabu, Agustus 29, 2007

New Member Sekata Lagi 5

Selamat, telah lahir seorang bayi laki-laki, pada pukul 09.00 WIB tadi pagi di RS. Hermina Depok, bayi ini adalah anak ke 3 dari Bpk Yayik Tiono, Jl. Kenanga V no. 40. Kami atas nama warga Sekata, mengucapkan Selamat kepada Keluarga Yayik, semoga nantinya menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada Orang tua, Agama dan negaranya, amin..

Rabu, Agustus 22, 2007

Sepuluh Langkah menyambut Ramadhan

Oleh: Mochamad Bugi (disadur dari : www.dakwatuna.com)

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.

· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.



Berita Duka SDM III no. 29 dan KA VI no. 8

Innalillahi wa innalillahi rojiun, telah berpulah kerahmatullah Ayahanda dari Bpk.H. Agus Susanto dan Bpk. Yamin, Almarhum meninggal di Palembang pada tanggal 17 Agustus 2007.
Semoga amal ibadah almarhum diterima Allah SWT, dan keluarga yang ditinggal selalu dalam ketabahan dan tetap menjadi anak-anak yang sholeh, amin.



New Member Sekata Lagi 4

Selamat kepada Bpk. Sonny dan Ibu yang telah melahirkan seorang putri cantik pada tanggal 17 agustus 2007, (merdeka !!!), harapan kami semoga menjadi anak yang sholeha, berbakti kepada kedua orang tua, dan berbakti kepada negara, amin.
Ayoo siapa lagi yang menyusul ? mumpung sekata lagi pada "subur".

Selasa, Juli 31, 2007

Sewa Teknologi Makin Marak

Model bisnis sewa teknologi bisa memperbaiki laporan keuangan karena perusahaan tidak perlu menanggung biaya akuisisi teknologi 100% sekaligus.

Program sewa infrastruktur teknologi informasi memang bukan model bisnis baru. Hewlett-Packard (HP) sudah lama menyajikannya dengan program Pay Per Use. Potensi bisnis tersebut rupanya cukup besar. Karena itu para produsen lain mulai menawarkan program serupa.

Produsen teknologi yang mulai menawarkan program sewa teknologi adalah Acer. Di Indonesia, Acer bekerja sama dengan perusahaan system integrator PT Mitra Buana Komputindo (MBK) dalam menyajikan program tersebut. ”Visi Mitra Buana Komputindo adalah menjadi perusahaan system integrator terdepan di pasar korporat nasional di Indonesia.

Mitra Buana Komputindo menyajikan program sewa teknologi untuk membantu pelanggan meningkatkan efisiensi,”kata Direktur PT Mitra Buana Komputindo (MBK) RM Suryo Atmanto, dalam peluncuran program tersebut di Jakarta pada pekan ini. Suryo menuturkan,program sewa teknologi yang ditawarkan MBK ini merupakan alternatif dari model bisnis konvensional. Secara tradisional, pelanggan yang hendak mengakuisisi teknologi harus membeli teknologi tersebut dan membayar tunai.

”Setelah membeli, pelanggan bisa menyesal karena teknologi naik lagi (teknologi baru bermunculan.Dengan program sewa, pelanggan bisa selalu menikmati teknologi terbaru dalam tiga tahun,”sebut Suryo.

Program sewa menjanjikan efisiensi karena pengguna teknologi tidak perlu kehilangan investasi ketika teknologi baru sudah hadir. Ketika pengguna mengakuisisi teknologi dengan cara membeli, maka nilai teknologi yang dibeli itu anjlok tajam setelah teknologi yang baru hadir. Ketika teknologi tersebut ternyata belum BEP (balik modal), maka kerugian yang ditanggung pengguna semakin membesar. Artinya, pengguna tersebut tidak punya pilihan lain kecuali memanfaatkan teknologi lama yang tidak efisien.

Adapun untuk membeli teknologi baru, pengguna tersebut harus kembali membelanjakan biaya dan berisiko kehilangan investasi yang sudah ditanam. Dengan model bisnis sewa teknologi, investasi teknologi pengguna bisa lebih terencana dan pengguna bisa menghindari risiko inefisiensi. Di samping itu, model bisnis sewa teknologi juga bisa memperbaiki laporan keuangan perusahaan yang memanfaatkannya. ”Model bisnis sewa bisa memperbaiki laporan keuangan karena pelanggan tidak perlu membayar sekaligus 100% teknologi yang digunakannya.

Sebaliknya,pelanggan hanya perlu mencicil per bulan. Dengan demikian, biaya akuisisi pun menjadi ringan,” kata General Manager Commercial Business Division PT Acer Indonesia Herbert Ang. Herbert menilai, karena biaya akuisisi (cost of acquisition) teknologi yang ditanggung perusahaan menjadi lebih kecil dengan model bisnis sewa,maka cash flow perusahaan tersebut pun membaik.

Program sewa teknologi Acer ini, Herbert mengungkapkan,ditujukan untuk perusahaan-perusahaan berskala menengah. ”Biaya pelayanan pelanggan yang menyewa satu komputer sama dengan biaya pelayanan untuk pelanggan yang menyewa 200–300 unit komputer. Kami tidak menentukan batas minimal penyewaan komputer. Kami bantu pelanggan melakukan analisa agar memahami kebutuhannya terhadap teknologi,” sebut Herbert. Melalui model bisnis sewa, produk teknologi tidak lagi disajikan sebagai barang, melainkan sebagai jasa. (Sindo)