Halaman

Selasa, Juli 31, 2007

Sewa Teknologi Makin Marak

Model bisnis sewa teknologi bisa memperbaiki laporan keuangan karena perusahaan tidak perlu menanggung biaya akuisisi teknologi 100% sekaligus.

Program sewa infrastruktur teknologi informasi memang bukan model bisnis baru. Hewlett-Packard (HP) sudah lama menyajikannya dengan program Pay Per Use. Potensi bisnis tersebut rupanya cukup besar. Karena itu para produsen lain mulai menawarkan program serupa.

Produsen teknologi yang mulai menawarkan program sewa teknologi adalah Acer. Di Indonesia, Acer bekerja sama dengan perusahaan system integrator PT Mitra Buana Komputindo (MBK) dalam menyajikan program tersebut. ”Visi Mitra Buana Komputindo adalah menjadi perusahaan system integrator terdepan di pasar korporat nasional di Indonesia.

Mitra Buana Komputindo menyajikan program sewa teknologi untuk membantu pelanggan meningkatkan efisiensi,”kata Direktur PT Mitra Buana Komputindo (MBK) RM Suryo Atmanto, dalam peluncuran program tersebut di Jakarta pada pekan ini. Suryo menuturkan,program sewa teknologi yang ditawarkan MBK ini merupakan alternatif dari model bisnis konvensional. Secara tradisional, pelanggan yang hendak mengakuisisi teknologi harus membeli teknologi tersebut dan membayar tunai.

”Setelah membeli, pelanggan bisa menyesal karena teknologi naik lagi (teknologi baru bermunculan.Dengan program sewa, pelanggan bisa selalu menikmati teknologi terbaru dalam tiga tahun,”sebut Suryo.

Program sewa menjanjikan efisiensi karena pengguna teknologi tidak perlu kehilangan investasi ketika teknologi baru sudah hadir. Ketika pengguna mengakuisisi teknologi dengan cara membeli, maka nilai teknologi yang dibeli itu anjlok tajam setelah teknologi yang baru hadir. Ketika teknologi tersebut ternyata belum BEP (balik modal), maka kerugian yang ditanggung pengguna semakin membesar. Artinya, pengguna tersebut tidak punya pilihan lain kecuali memanfaatkan teknologi lama yang tidak efisien.

Adapun untuk membeli teknologi baru, pengguna tersebut harus kembali membelanjakan biaya dan berisiko kehilangan investasi yang sudah ditanam. Dengan model bisnis sewa teknologi, investasi teknologi pengguna bisa lebih terencana dan pengguna bisa menghindari risiko inefisiensi. Di samping itu, model bisnis sewa teknologi juga bisa memperbaiki laporan keuangan perusahaan yang memanfaatkannya. ”Model bisnis sewa bisa memperbaiki laporan keuangan karena pelanggan tidak perlu membayar sekaligus 100% teknologi yang digunakannya.

Sebaliknya,pelanggan hanya perlu mencicil per bulan. Dengan demikian, biaya akuisisi pun menjadi ringan,” kata General Manager Commercial Business Division PT Acer Indonesia Herbert Ang. Herbert menilai, karena biaya akuisisi (cost of acquisition) teknologi yang ditanggung perusahaan menjadi lebih kecil dengan model bisnis sewa,maka cash flow perusahaan tersebut pun membaik.

Program sewa teknologi Acer ini, Herbert mengungkapkan,ditujukan untuk perusahaan-perusahaan berskala menengah. ”Biaya pelayanan pelanggan yang menyewa satu komputer sama dengan biaya pelayanan untuk pelanggan yang menyewa 200–300 unit komputer. Kami tidak menentukan batas minimal penyewaan komputer. Kami bantu pelanggan melakukan analisa agar memahami kebutuhannya terhadap teknologi,” sebut Herbert. Melalui model bisnis sewa, produk teknologi tidak lagi disajikan sebagai barang, melainkan sebagai jasa. (Sindo)



Tidak ada komentar: